Minggu, 04 Desember 2016

Raisma Antyesti (399780)

Museum Kraton

Beberapa minggu yang lalu yaitu hari kamis, saya bersama teman teman saya pergi mengunjungi museum kraton. Teman teman saya yang rumahnya berada di utara sepakat untuk bertemu di bundaran UGM, saya yang rumahnya berada di selatan memutuskan untuk langsung menuju ke Kraton. Dikarenakan hobi saya yang suka menunda-nunda (ngaret), saya datang 30 menit setelah teman-teman saya sampai di Kraton.
Untuk masuk ke dalam museum Kraton saya harus membeli tiket, ketika membeli tiket saya ditanya oleh bapak bapak penjaga loket “ asalnya dari mana mbak?”. Mungkin untuk membedakan harga tiket antara turis mancanegara, luar kota, dan kota jogja sendiri.
Museum Kraton Yogyakarta merupakan museum yang menceritakan tentang sejarah berdirinya Kraton dan silsilah kerajaan Kraton Yogyakarta. Karena Kraton Yogyakarta cukup luas, di dalam Kraton Yogyakarta terdapat beberapa museum yang terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a.    Museum alat masak
Museum ini berisikan peralatan masak yang dulu pernah digunakan oleh kerajaan kraton untuk memasak. Di sana kita dapat melihat bagaimana perkembangan peralatan masak yang sederhana hingga yang cukup modern. Terlihat corak dan bentuk yang unik pada beberapa peralatan masak terdahulu.




b.    Museum Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9
Museum ini didirikan untuk mengenang jasa jasa Sri Sultan Hamengkubuwono ke-9 memperlihatkan barang barang yang pernah dipakai oleh sri sultan Hamengkubuwono ke-9, mulai dari peralatan kerja, piagam-piagam, pakaian, hingga peralatan makan yang pernah digunakan oleh beliau.

c.    Museum batik
Museum ini menyimpan berbagai motif kain batik yang digunakan dalam upacara kerajaan ataupun upacara keagamaan. Motif kain batik yang ditampilkan yaitu motif: parang, kawung, semen,grompol, dll. Disimpan dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono VIII hingga Sri sultan Hamengkubuwono ke X. museum ini juga mengkoleksi berbagai peralatan membatik, bahan pembuatan batik, setrika, dan sepeda kuno.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar