1.
Museum Vredeburg
Museum ini terletak di kawasan Kraton Kesultanan Yogyakarta.
Museum ini buka pada hari selasa sampai dengan minggu dan tutup pada hari senin
dan libur nasional. Saya dan teman – teman saya mengunjungi museum ini pada
hari Jumat. Sebelum masuk kita cukup mengeluarkan uang 2000/orang sebagai tiket
masuk. Museum ini sebenarnya adalah benteng yang dibangun pada masa penjajahan
Belanda. Tetapi pada masa kini benteng itu diubah menjadi museum untuk menyimpan
sejarah Indonesia.
Ibu Fatmawati (penjahit Bendera Pusaka Merah Putih) |
Menurut saya, Museum Vredeburg ini dapat terbilang bersih, rapi, dan
terawat. Tampak dari luar museum ini kelihatan kecil dan saya berpikir di
dalamnya pasti sedikit sekali benda bersejarah tersimpan. But no, don’t judge a
book by its cover. Setelah masuk ke dalam saya dapat melihat sejarah Indonesia
lengkap dengan benda – benda peninggalannya mulai dari penjajahan Belanda
sampai Indonesia merdeka. Masa lampau Indonesia diceritakan melalui diorama –
diorama dan ada juga beberapa patung. Terdapat juga layar sentuh atau touch screen bagi pengunjung yang ingin
membaca sejarah Indonesia. Pokoknya museum ini sangat mengedukasi. Sebagai
nilai tambahan dari museum ini, walaupun di luar sangat panas tapi di setiap ruangannya terdapat AC, jadi tenang
saja kamu tidak perlu kepanasan di dalam dan dapat melihat – lihat seleluasa
dan senyaman mungkin.
Patung Ilustrasi (rakyat Indonesia melawan penjajah) |
Museum ini recommended bagi kamu yang penasaran dengan masa lampau
Indonesia dan bagi kamu yang pecinta
sejarah. Dengan biaya masuk yang murah kamu sudah dapat menikmati museum ini
dengan fasilitas yang nyaman dan menambah ilmu.
2. Museum Sonobudoyo
Masih dalam lingkungan Kraton Kesultanan Yogyakarta, saya mengunjungi
museum Sonobudoyo. Terletak tidak jauh dari Museum Vredeburg, tetapi menurut
saya museum ini letaknya agak terpencil mungkin karena diapit oleh bangunan
lain. Dan sama halnya dengan Vredeburg, sepertinya museum – museum yang berada
di lingkungan kraton hanya buka pada hari selasa sampai dengan minggu dan tutup
pada hari senin dan libur nasional. Hanya dibutuhkan biaya 3000/orang untuk
dapat menikmati museum ini.
Ruang Alat Musik Gamelan |
Bangunan museum ini termasuk bangunan arsitektur klasik Jawa. Sudah
bisa terlihat dari luar bahwa museum ini nyaman, rapi, dan bersih. Setelah
pintu masuk, saya memasuki ruangan bagian depan yang ditutupi dengan dinding
dari kaca. Ruangan ini menyuguhkan pengunjung dengan penampakan alat musik
gamelan. Saya tidak memahami gamelan tapi saya rasa alat musiknya ini lengkap
karena banyak sekali alat musik yang berbeda di sana. Setelah itu saya lanjut
melihat – lihat dan ternyata museum ini luas juga tidak seperti yang saya kira.
Museum ini menyimpan koleksi sejarah dan kebudayaan Jawa. Didalamnya terdapat
ruang wayang yang menampilkan koleksi Wayang Purwa, Wayang Kancil, Wayang Sadat
dan Wayang Wahyu. Dari ruang wayang ini pengunjung dapat mengetahui berbagai
jenis wayang, asal – usul dan sejarah dunia pewayangan. Selanjutnya ada ruang
batik yang memamerkan koleksi batik dengan motif yang berbeda – beda, koleksi
bahan, peralatan dan proses pembuatannya. Ada juga ruang ukir yang menampilkan
ukiran khas Jawa Tengah seperti gebyog patang aring. Selanjutnya terdapat ruang
mainan dan senjata tradisional, ruang purbakala (koleksi peninggalan masa
prasejarah), logam (koleksi benda logam zaman dahulu), topeng, dan Bali
(koleksi yang berkaitan dengan adat dan budaya Bali dan penyebaran agama
Hindu).
3. Monumen Jogja Kembali
Monumen yang berbentuk kerucut ini terletak di Ringroad Utara. Monumen
ini dikelilingi oleh halaman yang luas dan hijau yang malamnya digunakan
sebagai taman lampion. Bangunan monumen ini juga dikelilingi oleh kolam air. Nama
monumen ini disingkat menjadi Monjali. Dengan tiket masuk 10000/orang kita
sudah dapat berkeliling dan melihat-lihat dengan puas.
Diorama |
Sepertinya museum negara dirawat dengan sangat baik. Ini adalah museum
negara ketiga yang saya kunjungi dan semuanya bersih dan rapi. Saat memasuki
halamannya, first impress saya adalah love
it! Tanamannya banyak dan hijau – hijau, kita juga dapat berjalan santai
sambil berfoto.
Di taman
depan saya bisa melihat meriam dan replika pesawat yang dipakai dalam peristiwa
perjuangan. Selanjutnya memasuki halaman museum terdapat dinding yang berisi daftar
nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III. Bangunan monumen terdiri
dari tiga lantai. Di lantai satu saya dapat melihat replika, foto, dokumen
bersejarah dan patung –patung tokoh yang sangat berperan dalam sejarah. Juga
terdapat perpustakaan yang menyediakan referensi-referensi sejarah perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Adapula ruangan serbaguna lengkap dengan panggung yang
dapat dimanfaatkan oleh umum. Kemudian untuk naik ke lantai dua saya harus
keluar dari ruangan lantai satu dan menaiki anak tangga di bagian depan
monumen. Lantai dua adalah ruangan khusus diorama. Terdapat 10 diorama yang diawali
dengan Agresi Militer Belanda memasuki kota Yogyakarta dalam rangka menguasai
kembali Replublik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948 diakhiri
dengan adanya Persetujuan Roem-Royen pada tanggal 7 Mei 1949. Diorama
disajikan sesuai kronologis waktu sehingga pengunjung dapat memahami urutan
kejadian. Di lantai 2 bagian dinding luar terdapat Relief Perjuangan Fisik dan
Diplomasi Perjuangan Bangsa Indonesia. Salah satu relief nya yaitu pernyataan dari Sri Sultan HB IX yang
menyatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bagian dari Negara Republik
Indonesia. Terdapat relief juga dilantai tiga, tapi saya tidak tahu jelas
relief apa itu karena sangat ramai di atas dan ruangannya juga sempit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar