Rabu, 07 Desember 2016

Bewinda Hanandita (399772)

Museum Ullen Sentalu

         Waktu itu tanggal menunjukan 25 Oktober 2016 hari Selasa. Saya dan 5 teman saya (Kafana, Nadya, Yasmin, Riris dan Irdha) pergi ke Museum Ullen Sentalu. Awalnya rencana ke museum ini masih sebagai wacana, tapi salah satu dari kami berenam langsung mengusulkan pergi ke sana pada hari itu dan kami langsung menyetujuinya. Museum Ullen Sentalu adalah museum seni dan budaya Jawa. Museum Ullen Sentalu, terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, tepatnya di  Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Hargobinangun, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kami pergi sekitar pukul 12.45 WIB setelah kelas usai. Sesampainya di sana, kami langsung membeli tiket masuk yang harganya 30 ribu rupiah bagi orang dewasa di hari biasa (weekend = 50 ribu/orang dewasa). Di dalam museum, kami ditemani oleh guide pemandu dari awal masuk sampai selesai.

        Pada area satu, terdapat banyak lukisan penari dan beberapa gamelan. Lalu masuk ke lorong area dua, disana berisi foto-foto keluarga Keraton, baik keluarga Keraton Jogja maupun Surakarta. Di area selanjutnya kami banyak menjumpai jenis-jenis batik milik keluarga kerajaan. Sayangnya selama tour museum, kami tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar apapun sampai pada tempat khusus untuk berfoto yang letaknya ada di akhir tour. Arsitektur museum ini sangatlah indah dan menakjubkan menurut saya. Walaupun kesan mistis sangat terasa bagi saya yang termasuk orang yang sensitive terhadap hal-hal seperti itu, namun keindahan arsitekturnya tidak bisa saya pungkiri. Ditambah dengan penggunaan alat modern dan canggih dalam pengelolaan museum, seperti penggunaan sensor otomatis untuk lampu-lampu area museum yang akan dimasuki pengunjung.

 

        Museum Ullen Sentalu bisa menjadi tujuan wisata yang wajib dikunjungi bila berkunjung ke Jogjakarta. Selain keindahan arsitekturnya, kebersihan museum ini juga patut diacungi jempol. Tak hanya itu, keramahan dari pegawai yang bekerja di museum ini juga layak diapresiasi. Museum ini buka dari hari Selasa-Minggu jam 08.30-16.00 WIB.

Museum Affandi

        Jumat 2 Desember 2016 adalah hari saya pertama kali ke Museum Affandi di Jogjakarta. Saya pergi hanya ditemani oleh Nadya. Setelah mengambil kartu Ujian Akhir Semester di kampus, saya dijemput Nadya menggunakan motor kesayangannya. Setelah itu pergilah kami ke museum Affandi. Sesampainya di museum, kami membeli tiket masuk dengan harga 20 ribu rupiah per-orang. Museum ini terbilang unik bagi saya, karna arsitekturnya yang tidak biasa. Dengan jiwa artsy yang dimiliki oleh mendiang Affandi, terbentuklah bentuk-bentuk bangunan yang ada di museum ini. Ada yang berbentuk seperti tempurung kura-kura, lalu ada yang menjulang tinggi seperti tower dan masih banyak lagi. Dengan warna bangunan yang didominasi oleh warna hijau tosca, membuat museum ini terlihat sangat mencolok jika dilihat dari jalan raya.

        Ada beberapa bagian yang dibagi dalam museum ini, ada Galeri 1, Galeri 2 dst. Di Galeri 1 berisi lukisan-lukisan asli hasil karya Affandi. Seperti lukisan “peacock”, potret diri dari Affandi, lukisan tentang istri dan keluarganya, dan masih banyak lagi. Dalam galeri 1 juga terdapat mobil kesayangan Affandi yaitu Colt Gallan tahun 1976 yang berwarna kuning kehijauan yang dimodifikasi sehingga menyerupai bentuk ikan. Ada juga lemari yang berisi cerutu milik Affandi, baju yang digunakan oleh Affandi untuk melukis beberapa karyanya dan beberapa benda lain. Lalu saya melanjutkan tour museum ke Galeri 2, namun sayang galeri 2 pada saat itu ditutup karna adanya renovasi. Akhirnya kami pergi ke galeri 3 yang berada dekat galeri 2. Di galeri 3 tempatnya cukup luas, mungkin hampir sama luasnya dengan galeri 1. Di area ini terdapat lukisan-lukisan dari istri maupun anak-anak Affandi. Disini juga terdapat televisi yang berisi film dokumenter dari Affandi dengan subtitle Belanda, namun Affandi berbicara menggunakan bahasa Inggris dalam film tersebut.

 


      Selanjutnya kami pergi ke tempat beristirahat yang bernama Cafe Loteng, karna kami mendapat layanan free ice cream atau soft drink dari tiket yang kami beli. Setelah cukup beristirahat sejenak, kami melanjutkan melihat-lihat museum unik ini.  Di dekat cafe, terdapat rumah pribadi dari keluarga Affandi. Di depannya terdapat seperti toko souvenir dan oleh-oleh dari museum Affandi ini. Disana dapat kita jumpai seperti kain batik, baju, selendang, tas dan lain-lain. Di dekat tempat itu pula terdapat kolam tanpa air yang sangat artsy dengan warna dominan ungu muda dan biru.

        Museum ini menjadi salah satu museum favorit saya, karna keunikan dan kebersihannya. Suatu kebanggaan bahwa Indonesia memiliki sosok pelukis hebat seperti Affandi. Dan kita bisa menikmati hasil-hasil karyanya di museum Affandi ini.

Museum Benteng Vredeburg

       Sabtu 3 Desember 2016, saya dan teman saya pergi mengunjungi Museum Benteng Vredeburg. Dalam kesempatan ini saya tidak bisa menikmati berkeliling museum dalam waktu yang lama karna saya harus segera ke stasiun Lempuyangan untuk kembali ke kota Solo. Saya hanya bisa berkeliling sebentar. Tapi yang saya suka dari museum ini adalah bentuk arsitekturnya yang klasik. Dalam museum ini terdapat beberapa koleksi museum yang menggambarkan perjuangan para pendiri bangsa dalam meraih kemerdekaan Indonesia, terkhusus untuk kejadian yang terjadi di kota Jogja.

Jam Buka Museum :
    Selasa - Jumat: 08.00 - 16.00 WIB
    Sabtu - Minggu: 08.00 - 17.00 WIB
    Hari Senin dan hari libur nasional: Tutup

      Untuk masuk ke museum ini tidak diperlukan biaya yang menguras dompet. Harga Tiket Masuk untuk Dewasa: Rp.2.000,00 dan Anak-anak: Rp.1.000,00. Sangat murah untuk sekelas museum dibandingkan museum-museum yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar