Rabu, 07 Desember 2016

Galuh Anindya Putri (394821)

Berkunjung ke Keraton Ngayogyakarta

Pada tanggal 3 November 2016, Saya bersama teman-teman saya pergi ke Keraton Yogyakarta. Untuk tiket masuknya saya membayar Rp 6000,00(harga mahasiswa) ditambah Rp 1000,00 untuk ijin menggunakan kamera. Disana terdapat 4 museum, dan kami mengunjungi semuanya.



4 museum tersebut yaitu:

1. Museum kristal
Museum ini digunakan untuk menyimpan koleksi kristal milik keraton. Barang berupa vas bunga, guci, set perlengkapan makan, cangkir-cangkir unik, lampu yang terbuat dari perak, porcelain serta kristal milik raja dipamerkan di Museum Kristal ini. Benda-benda ini kebanyakan berasal dari luar negeri. Salah satubenda yang saya sukai di museum ini yaitu teko kecil berwarna pink.

2. Museum Hamengkubuwono IX

Museum ini didirikan untuk mengenang jasa Sri Sultan HB IX sebagai raja dan juga sebagai pahlawan nasional. 


3. Museum Batik
Museum ini merupakan museum batik yang pertama di Yogyakarta, diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tanggal 31 Oktober 2005. Disana terdapat koleksi kain-kain batik serta peralatan dan bahan-bahannya. Salah satu perlengkapannya yaitu sebuah sepeda pengangkut batik yang digunakan dari masa Sri Sultan Hamengkubuwono VIII sampai dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Tidak sedikit batik yang dipajang disini sudah berusia tua, namun tetap masih utuh karena dirawat dengan baik.

4. Museum Lukisan

Lukisan-lukisan legendaris milik keraton disimpan disini. Terdapat lukisan raja-raja, ratu-ratu, keluarga kerajaan dan lukisan silsilah kerajaan. Silsilah tersebut menuliskan keluarga kerajaan dari Sri Sultan Hamengkubuwono I - sekarang. Silsilah itu digambarkan dengan sebuah pohon dengan gambar buah yang melambangkan anak laki-laki dan daun sebagai anak perempuan.
Selain lukisan silsilah keluargaan ada salah satu lukisan yang menurut saya paling menarik yaitu karya Raden Saleh, dibuat tahun 1862, dalam lukisan ini terdapat Sri Sultan Hamengkubuwono IV menaiki kuda putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar