MUSEUM KRATON YOGYAKARTA
Memasuki halaman pertama
dari Museum Keraton, terdapat pendopo berisikan gamelan-gamelan yang dipakai
saat upacara adat. Dan
juga tempat pertunjukan pentas seni tarian.
Gb. 1 ( Gamelan yang
dipakai saat upacara adat dan tempat pertunjukan )
Setelah meikmati
halaman utama dari Museum Keraton, saya kembali mengitari kompleks keraton dan
menuju ke museum batik. Saat perjalanan menuju museum batik, saya mengamati
banyak abdi dalem yang sedang melaksanakan tugas, seperti memberi menyan
disetiap sudut ruangan museum. Pasir yang terdapat dihalaman museum ini,
dikabarkan berasal dari Pantai Prangtritis. Walaupun beralaskan pasir, tetapi
hawa sejuk selalu menyelimuti kompleks museum ini.
Gb. 2 ( Suasana bangunan di kompleks keraton)
Masuk ke
Museum Batik yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X
pada tanggal 31 Oktober 2005, adalah salah satu bangunan di kompleks Keraton
Yogyakarta. Di dalam museum disimpan koleksi kain batik, patung, lukisan topeng
batik, foto-foto, bahan-bahan pewarna dan peralatan membatik dari masa Sri
Sultan Hamengkubuwono VIII sampai dengan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dan juga
terdapat hibah dari koleksi sejumlah pembatik daerah sekitar.
Gb 3
(Suasana didalam museum batik)
Saat sedang menikmati koleksi museum,
pandangan saya tertuju pada salah satu sumur tua yang dibangun oleh Sultan
Hamengku Buwono VIII. Di atas sumur yang telah ditutup menggunakan kawat-kawat
tersebut terdapat tulisan yang melarang pengunjung memasukkan uang. Penasaran
dengan maksud kalimat tersebut saya pun mendekat dan melihat ke dalam sumur,
ternyata di dasar sumur terdapat kepingan uang logam dan uang kertas yang
berhamburan. Sayang sekali, di dalam ruangan tersebut, pengunjung dilarang
mengabadikan gambar dengan alasan tertentu.
Belum
puas mengelilingi kompleks keraton, saya pun menuju ke Museum
Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Museum tersebut berisi benda koleksi peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
antara lain meja tulis, foto, beberapa penghargaan berupa medali, tanda jasa. Terdapat
pula koleksi mobil-mobilan Sri Sultan Hamengkubuwono IX ketika masih kecil,
peralatan memasak, bumbu dapur, baju, dan berbagai benda lainnya.
Gb 4 ( Meja makan peninggalan HB IX)
Gb 5 (Sarung tangan berkuda peninggalan HB IX)
Gb 6 ( Teko atau ceret yang sempat digunakan HB IX dan dispenser pada jaman itu
Gb 7 ( Sofa tempat
bersantai HB IX)
Aura saat
memasuki wilayah museum ini sangat mistis, ya mungkin karena memang barang
peninggalannya memang sangat bersejarah. Setelah itu, saya melangkahkan kaki
saya menuju Museum Lukisan. Di museum ini, dipamerkan lukisan silsilah raja-raja
yang dimulai dari Hamengkubuwana I. Silsilah
keluarga kerajaan digambarkan dalam bentuk sebuah pohon. Koleksi unggulan pada
museum lukisan ini adalah lukisan Sultan Hamengkubuwana VI beserta kedua
permaisurinya dan lukisan Sultan Hamengkubuwana VII yang dilukis oleh Raden
Saleh. Mitosnya lukisan tiga dimensi itu
saat dilihat dari arah depan maupun samping, lalu amatilah bagian mata maka Anda
akan mendapati gambar mata Sultan HB VII di lukisan seakan mengikuti ke mana
Anda berpindah. Lukisan itu seperti menatap anda.
Gb 8 (
Suasana di museum lukisan )
Setelah puas berjalan menyusuri
Kraton Yogyakarta, saya pun melangkahkan kaki keluar dengan hati riang gembira.
Selain mendapatkan banyak ilmu tentang sejarah jaman dahulu, saya dan teman
teman juga dapat SKSD dengan bule-bule
perancis yang saat itu kami jumpai.
( Berfoto
dengan wajah yang terlalu bersemangat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar