MUSEUM XT SQUARE (DE ARCA DAN DE MATA)
Sepulang kuliah, saya dan teman-teman kontrakan saya berniat untuk mengunjungi salah satu museum di Yogyakarta. Salah seorang teman saya menyarankan untuk ke museum lilin yang katanya terkenal di Yogyakarta dan sempat jadi perbincangan di salah satu stasiun televisi. Kami pun mencari tentang museum lilin tersebut, ternyata bernama De Arca dan De Mata di XT Square. Kami langsung tancap gas menuju museum tersebut.
Abdurahman Wahid alias Gus Dur |
Sesampai di XT Square, kami parkir kendaraan kami di tempat parkir yang letaknya di basement dan tertata rapi. Kami mulai menelusuri sisi-sisi XT Square. Ternyata, XT Square terbagi atas kafe, pasar kerajinan dan dua museum yaitu De Arca (museum patung lilin) dan De Mata (museum gambar 3D). Sempat bingung untuk masuk yang mana. Akhirnya kami memutuskan masuk De Arca. Patung lilin yang dipamerkan di De Arca ada berbagai macam mulai dari pahlawan nasional, tokoh dunia, karakter superhero sampai artis dan pesepakbola. Kami pun mulai mengabadikan momen itu dengan memotret melalui smartphone kami.
Mbah Maridjan |
Saya merasa belum puas karena belum mencicipi museum satunya yaitu De Mata. Rasa penasaran saya memutuskan untuk kembali kesana dan masuk ke De Mata bersama keluarga saya yang kebetulan berlibur di Yogyakarta dan mereka juga penasaran dengan museum tersebut ketika saya pamerkan foto saya disana. Sebelum ke De Mata, keluarga saya ingin ke De Arca terlebih dahulu. Ketika saya kedua kali kesana bersama keluarga saya, disana sudah terdapat ruangan baru yang berisi Bapak Habibie dan Ibu Ainun, Lady Diane dan Pangeran Charles pun nampak dibuatkan ruangan sendiri. Patung-patung lilin disana pun diperbarui kembali dengan hadirnya Messi, Mbah Maridjan dan lain-lain. Setelah itu, barulah kami ke De Mata. De Mata berisi gambar-gambar 3D yang tampak nyata dan lukisannya juga bertemakan macam-macam, ada monster inc., Hulk, lukisan tentang retak-retaknya jalan dan lain sebagainya. Orang-orang yang berkunjung kesana disarankan memakai kamera atau smartphone yang memiliki fokus tajam.
Hulk (De Mata) |
Harga Tiket :
Senin-Jumat = Rp 35.000/Orang
Sabtu & Minggu = Rp 60.000/Orang
De Arca + De Mata = Rp 80.000/Orang
Alamat :
Jalan Veteran No. 150-151, Pandeyan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
MUSEUM PUSAT TNI-AD DHARMA WIRATAMA
Peta Palagan Tentara Pelajar |
Suatu hari tidak ada pekerjaan setelah kuliah, saya diajak oleh teman saya untuk pergi ke museum. Saya menyarankan untuk pergi ke museum seberang timur Gramedia yaitu Museum TNI-AD Yogyakarta. Kami pun berangkat menuju museum tersebut pada siang hari yang panas terik.
Kami kebingungan mencari parkir sesampainya di museum tersebut karena kami membawa motor yang ukurannya sedikit besar dan parkir motor sudah penuh. Kami pun akhirnya parkir di parkiran mobil. Setelah itu, kami mengisi daftar hadir di pos penjaga museum. Ketika kami akan melewati pintu masuk museum, kami disuguhkan dengan ruangan pribadi untuk koleksi barang-barang dari Jenderal Urip Sumahrjo dan Jenderal Sudirman. Kemudian kami masuk ke dalam museum dan disana terdapat berbagai barang-barang dan pakaian TNI-AD sejak masa penjajahan. Kami mencoba masuk lebih dalam lagi, disana terdapat ruangan untuk berbagai senjata dari masa penjajahan dan alat komunikasi penyiaran yang digunakan para prajurit waktu itu. Sebelum keluar, kami disuguhkan ruangan yang diberi nama ruang dapur dan disana terdapat replika menyerupai dapur yang digunakan prajurit TNI-AD waktu masa penjajahan.
Replika Dapur |
Harga Tiket : Gratis
Alamat :
Jalan Jenderal Sudirman No. 75, Terban, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
MUSEUM PUSAT TNI-AU DIRGANTARA MANDALA
Hari itu saya dan teman saya melakukan kunjungan ke museum-museum yang ada di Yogyakarta untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar ilmu budaya. Setelah saya dan teman saya selesai mengunjungi dua museum lainnya. Kami meneruskan perjalanan museum kami ke Museum Dirgantara.
Replika Roket |
Sebelum kami sampai di museum, kami dikejutkan dengan pesawat yang melintas rendah di atas kepala kami. Setelah itu, kami parkir di depan ruko-ruko penjual makanan dan minuman di sekitar museum. Sebelum masuk, di depan museum terdapat patung dua orang pilot TNI-AU dan terdapat replika pesawat. Kemudian, kami masuk ke museum dan disuruh untuk mengisi daftar hadir terlebih dahulu. Ketika kami masuk museum, kami melihat foto-foto para prajurit TNI-AU yang dipampang berjejeran dan patung empat orang pilot. Kemudian kami memasuki ruangan yang berisi lencana tanda pangkat TNI-AU dan terdapat replika pesawat perang pertama. Setelah itu, kami mulai memasuki ruangan yang disana dipamerkan berbagai seragam-seragam prajurit TNI-AU dari masa ke masa. Kami mulai memasuki ruangan berbagai senjata dan disana terdapat pintu memasuki ruangan yang berisi berbagai macam pesawat yang sangat besar dan dapat kita naiki. Kemudian sebelum pintu keluar disana terdapat ruang diorama seperti di Museum Vredeburg, beberapa kamera yang digunakan prajurit TNI-AU, replika mini pesawat dan rudal, dan toko suvenir barang pernak-pernik khas TNI-AU.
Harga Tiket :
Rp 4.000/Orang
Alamat :
Kompleks Landasan Udara Adi Sucipto, Jalan Kolonel Sugiono, Banguntapan, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar