MUSEUM BENTENG VREDEBURG
Hari ini saya dan teman saya berniat untuk pergi kebeberapa museum yang ada di Yogyakarta, selain karena kami mendapat tugas dari mata kuliah (Dasar Dasar Ilmu Budaya) saya juga ingin lebih tau ada apa saja di Yogyakarta ini, karena kebetulan saya sendiri bukan orang Yogya dan termasuk baru di Yogyakarta. Di hari yang cerah kami berangkat menuju Museum Benteng Vredeburg yang beralamatkan di Jl. Jend. A. Yani No.6 Yogyakarta, Setelah memakirkan motor dan membayar parkir motor Rp 2000 dan tiket masuk seharga Rp 2000.
Benteng yang dibangun pada tahun 1765 oleh Pemerintah Belanda ini digunakan untuk menahan serangan dari Kraton Yogyakarta. Dengan parit yang mengelilinginya, benteng yang berbentuk segi empat ini memiliki menara di keempat sudutnya dan kubu yang memungkinkan tentara Belanda untuk berjalan berkeliling sambil berjaga. Dan dijadikan Museum Khusus Perjuangan Nasional (Museum Benteng Yogyakarta) pada tanggal 23 November 1992.Kesan pertama ketika saya masuk kedalam museum saya terkesan dengan bangun lama yang masih terawat dan masih terlihat kokoh dan banyak sekerumpulan orang yang sedang berkunjung juga dan dalam berbagai kegiatan. Kami langsung meuju ruang diorama dan melihat lihat berbagai macam benda bersejarah seperti pakaian tentara Indonesia, pakaian PMR dan Pakaian dari karung goni dan ada peninggalan dari rektorat pertama UGM yaitu Alm. Sardjito, bahkan terdapat sebuah ruangan dimana terdapat area game tentang sejarah di Indonesia. Dan yang saya amati dari Museum Benteng Vredeburg memiliki:
• Bangunan-bangunan peninggalan Belanda yang masih terawat.
• Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sampai masa Orde Baru.
• Koleksi benda-benda bersejarah,foto-foto dan lukisan tentang perjuangan nasional.
• Dan berbagai Fasilitas untuk menunjang kegiatan selama berada di museum .
Setelah selesai berkeliling dengan perasaan yang puas, kamipun melanjutkan perjalanan kami untuk pergi ke beberapa museum lagi.
Mata Uang Jepang |
MUSEUM KERATON YOGYAKARTA
Kami berangkat menuju Museum Keraton Yogyakarta yang berada didekat Malioboro, kami memakirkan motor kami dan membayar parkir Rp 2000 dan tiket masuk Rp 5000 tetapi ada tambahan biaya lagi untuk perizinan video/photo Rp 2000.
Museum Keraton merupakan tempat tinggalnya Sultan Yogyakarta dan penjaganya merupakan abdi dalem yang memiliki kepatuhan dan kesetiaan yang tinggi terhadap sultan. Ketika kmai masuk kami langsung melihat pendopo yang sangat besar dan dikelilingi oleh rantai dan terjaga rapih, setelah kami melihat lihat kami langsung menuju ruangan barang barang peninggalan sultan dan terdapat kaca yang tinggi lalu kami meuju ruangan di sampingnya yang terdapat satu set gamelan tetapi tidak untuk dimainkan dan beberapa foto Sultan Hamengku Buwono IV hingga yang ke X dan beberapa foto kereta kuda.
Kami tidak berada lama di museum keraton karena hari mulai mendung dan kami harus segera pergi menuju museum lain.
Cermin Koleksi Keraton |
MUSEUM DIRGANTARA MANDALA TNI-AU
Waktu menuju sore hari dan kami bergegas menuju Museum Dirgantara TNI AU, selama dalam perjalanan kami melihat deretan sekolah dari SMP,SMA,SMK Dirgantara dan berada di area TNI AU, Kami memarkirkan motor kami di area parkir dan membayar Rp 200 dan tiket masuk sebesar Rp 4000.
Museum Dirgantara diresmikan pada tanggal 4 april 1969 oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin Noerjadin. Ketika kami masuk kearea museum kami disuguhi pesawat yang di parkirkan di lapangan dan meiliki bentuk yang yang hebat dan ketika berada di dalam museum kami melihat berbagai peninggalan bersejarah yang berasangkutan dengan kegiatan TNI AU dan Penerbangan seperti Rudal,senjata tempur,pakaian teknik,pilot,TNI AU dll, bahkan ada contoh pakaian untuk setiap pangkat dan jabatan dari setiap posisi, tetapi bagian yang paling saya suka adalah koleksi senjata dan pesawat yang berada di bagian belakang museum. Walaupun sudah tidak dapat berfungsi lagi tetapi dari melihatnya kita dapat mengetahui seberapa hebat dan beraninya pendahulu kita dalam bidang penerbangan dan membuktikan bahwa indonesia harus di perhitungkan dalam pasukan TNI AU.
Setelah mengelilingi museum kami menuju pintu keluar dan terdapat toko souvenir yang menyediakan berbagai macam oleh oleh yang bersangkutan dengan museum dari miniatur pesawat, pakaian dan tas dan yang lainnya, lalu kami menuju keluar dan melihat hari mulai gelap dan kami menuju keparkiran untuk menuju motor kami dan pergi pulang.
Patung Dua Pilot Indonesia |
Pakaian dalam (Pol.) TNI-AU |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar